. Radiasi Ponsel Merusak DNA?
TechNews: Tuesday, 21 Dec 2004 15:45:20 WIB
Hi there ini ada kabar baru buat kalian yang hobby pake handphone baca baik-baik ya mudah-mudahan berguna.
Jakarta - Gelombang radio yang dipancarkan telepon seluler (ponsel) ternyata dapat merusak sel-sel tubuh bahkan merusak DNA. Wah, gawat juga...
Waspadai bahaya di balik kecanggihan ponsel. Semakin lama, kepintaran produk teknologi ini semakin membuat sebagian orang tidak tahan berjauhan darinya. Padahal, berbagai gangguan kesehatan yang mengancam fisik manusia, berpotensi muncul dari gelombang radiasi yang dipancarkannya.
Sebuah studi yang mayoritas dananya ditanggung Uni Eropa, menemukan bahwa gelombang radio dari ponsel berpotensi mengakibatkan kerusakan sel dan DNA (Deoxyribonucleic Acid), pada kondisi laboratorium.
DNA merupakan material yang ada dalam nukleus atau sel dan berisi informasi genetik. Informasi genetik ini dibutuhkan untuk organisasi dan fungsionalitas sel dan mengontrol kestabilan karakter.
Proyek penelitian yang dilakukan selama empat tahun di bawah koordinasi kelompok riset asal Jerman, Verum, mempelajari bagaimana pengaruh radiasi pada sel manusia dan hewan, di laboratorium.
Setelah masuk ke wilayah medan elektromagnet yang biasa dipancarkan ponsel, sel-sel mengalami pemecahan DNA, yang terjadi secara terus-menerus. Kerusakan ini tidak dapat diperbaiki sendiri oleh sel.
"Ada kerusakan tetap pada sel-sel generasi mendatang," kata pimpinan proyek Franz Adlkofer, seperti dikutip dari Reuters, Senin (20/12/2004).
Ini berarti terjadi perubahan secara berulang. Sel yang mengalami mutasi dapat menjadi penyebab kanker.
Radiasi yang digunakan dalam studi ini ada pada kisaran Specific Absorption Rat (SAR) 0,3 dan 2 watts per kilogram. Selama ini, kebanyakan ponsel mengeluarkan sinyal radio pada level SAR antara 0,5 dan 1 W/Kg.
SAR adalah ukuran tingkat penyerapan energi radio pada lapisan tubuh, dan batas maksimal SAR yang disarankan oleh International Commission of Non-Ionizing Radiation Protection adalah 2 W/Kg.
Studi ini juga menunjukkan adanya dampak membahayakan lainnya pada sel. Namun, oleh karena hasil riset hanya terbukti pada kondisi laboratorium, para ahli masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dampaknya di luar laboratorium.
Adlkofer menyarankan untuk mengurangi pemakaian ponsel, jika tersedia sambungan telepon tetap.
"Kami tidak ingin menimbulkan kepanikan, tapi alangkah baiknya kalau kita melakukan pencegahan," katanya.
Studi yang dinamai Reflex ini, dilakukan oleh sekelompok peneliti yang terdiri dari 12 orang dari tujuh negara di Eropa. (nks)
Sumber: detikinet
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment